Cara Daftar Dan Setup Produk Laris Pos

Pertama buka browser Anda dan menuju ke situs larispos.com. Pada bagian atas kita bisa melihat bagian navigasi dari situs, klik ke bagian paling kanannya yaitu Sign In. Nah, berhubung kita belum memiliki akun, maka kita mengklik ke bagian Buat Akun. Kita akan diminta untuk mengisikan data-data kita seperti alamat email, nama lengkap, nomor ponsel dan kata sandi.

Di bagian terakhir kita akan diminta untuk mengisikan kode promosi. Isikan kode promosi dengan skysen, maka Anda akan mendapatkan gratis mencoba selama 2 bulan. Apabila Anda tidak mengisikan kode promosi, maka Anda hanya mendapatkan gratis mencoba selama 1 bulan.

Setelah semua data telah kita isikan, klik pada saya setuju dan kemudian klik tombol Buat Akun.

Nah, sekarang akun telah berhasil dibuat namun masih belum bisa digunakan ya, karena belum diaktivasi. Cara untuk mengaktivasikannya adalah buka email yang kita daftar kan tadi. Kemudian cari email dari Larispos. Klik pada email tersebut. Cari link untuk aktivasinya dan kemudian diklik. Nah sekarang akun sudah berhasil dibuat dan sudah diaktivasi. Jadi akun ini sudah bisa digunakan untuk masuk ke dalam sistem.

Menambahkan Daftar Produk ke dalam Aplikasi Laris Pos [6:50]

Langkah pertama yang perlu kita lakukan di dalam sistem adalah mengubah nama toko atau nama restoran kita. Kita juga boleh melengkapi data dengan lamat dan nomor telepon. Setelah itu tekan tombol Simpan.

Langkah berikutnya adalah menambahkan daftar produk yang hendak kita jual. Sebelum kita melanjutkan, mari kita lihat dahulu worksheet daftar produk yang hendak kita masukan ke dalam restoran contoh ini.

Ini adalah contoh dari daftar produk atau menu yang hendak kita jual di dalam restoran kita. Dalam contoh ini kita hendak memasang 2 tingkat harga, yaitu harga dine-in dan harga take away. Untuk pelanggan yang membungkus makanan akan dikenakan harga lebih mahal seribu rupiah dibandingkan pelanggan yang langsung makan di tempat.

Dalam contoh ini kita memiliki 2 jenis dapur, yang pertama adalah dapur makanan. Dan yang kedua adalah dapur minuman yang akan kita sebut dengan bar.

Di dalam dapur makanan, kita memiliki 2 kategori menu yaitu kategori Paket dan kategori A La Carte. Sedangkan di bar hanya ada 1 kategori Minuman.

Kembali ke situs Larispos. Lihat ke bagian navigasi situs yang berada di sebelah kiri. Klik bagian Pengaturan Produk. Kemudian klik Kategori Produk.

Kita dapat melihat bahwa sistem sudah menyediakan 3 jenis kategori produk yaitu Makanan, Minuman, dan Lain-Lain. Hal ini masih kurang sesuai dengan rancangan kita, karena yang kita mau adalah Paket, A La Carte dan Minuman. Klik pada bagian Makanan. Sistem memperlihatkan informasi lebih detail dari kategori makanan. Klik tombol Ubah. Kita akan mengubah kategori Makanan menjadi kategori Paket.

Lakukan hal yang sama untuk Kategori Lain-Lain. Ubah menjadi Kategori A La Carte.

Ketiga kategori sudah benar, namun urutannya masih belum sesuai. Tekan tombol Ubah Posisi. Kemudian kita akan mengubah posisi A La Carte menjadi diatas Minuman.

Oke, sekarang kategori sudah benar. Selanjutnya kita akan mengatur Dapur. Lihat kebagian navigasi Pengaturan Produk, klik Dapur.

Kita bisa melihat bahwa sistem sudah menyediakan satu buah data dapur dengan nama Dapur. Kita akan mengubahnya, klik ke tulisan Dapur. Kemudian klik tombol Ubah. Kita akan mengubah nama Dapur menjadi Dapur Makanan.

Kemudian klik ke tombol Tambah. Kita tambahkan satu jenis dapur lagi yaitu Bar. Nah sekarang kita sudah memiliki dua jenis dapur yaitu Bar dan Dapur Makanan.

Selanjutnya kita akan menambahkan data produk. Kembali ke bagian navigasi Pengaturan Produk, dan klik ke Master Produk. Data produk kita masih kosong, dan kita akan menambahkan sesuai dengan data pada worksheet kita.

Sebagai contoh kita akan memasukkan produk Nasi Ayam Bakar dengan harga Rp. 25.000,-. Nasi Ayam Bakar ini termasuk dalam kategori Paket dan Dapur Makanan.

Kembali ke halaman Admin Laris Pos dan tekan tombol Tambah. Masukkan nama Nasi Ayam Bakar. Pilih kategori Paket. Dapurnya adalah Dapur Makanan. Harga Rp. 25.000,-.

Nah disini ada yang namanya perkiraan HPP. Kalau kita tahu berapa kira-kira harga modal kita untuk membuat Nasi Ayam Bakar, maka kita bisa masukkan disini, misalnya Rp. 15.000,-. Nantinya pada waktu sistem melaporkan omset restoran, sistem bisa menghitungkan berapa kira-kira keuntungan kotor dari restoran kita. Namun apabila kita tidak tahu harga modal kita, maka Perkiraan HPP dibiarkan saja dengan nilai 0. Untuk melanjutkan kita bisa menekan tombol Next.

Sistem akan meminta untuk memasukkan gambar menu. Gambar yang ideal berukuran 330 kali 240 pixel. Apabila kita tidak memiliki gambar menu, kita bisa langsung tekan tombol Simpan. Namun kalau bisa lebih baik ada gambar karena akan membantu kasir pada saat memasukan data pesanan. Tekan tombol Browse untuk memilih gambar dari komputer.

Kemudian kita akan menekan tombol Simpan dan Tambah karena kita masih ingin menambahkan produk lagi. Kita buka kembali worksheet data produk kita tadi, dan kali ini kita hendak mengambil contoh produk Minuman.

Teh Tawar Hangat dengan harga Rp. 3.000,-. Oke, kita masukkan nama produknya. Teh Tawar Hangat. Pilih kategori Minuman. Untuk Dapurnya kita ubah dari Dapur Makanan menjadi Bar. Harga Rp. 3.000,-. Dan tekan tombol Next.

Tekan tombol browse untuk memilih gambar Teh Tawar Hangat. Dan tekan tombol Simpan.

Nah, sekarang kita bisa melihat bahwa kita sudah memiliki 2 buah produk yaitu Nasi Ayam Bakar dan Teh Tawar Hangat. Saya akan pause video ini untuk mengulangi proses menambah produk ini, hingga seluruh produk yang ada di dalam Worksheet masuk ke dalam sistem.

Oke saya sudah berhasil memasukkan data ke dalam sistem sesuai dengan worksheet tadi. Sekarang kalau kita melihat ke total produk, kita sudah memiliki data sebanyak 21 produk.

Kalau kita melihat ke bagian Kategori Produk, sudah ada 3 kategori yaitu Paket, A La Carte, dan Minuman.

Dan kalau kita melihat ke bagian Dapur, sudah ada 2 Dapur yaitu Bar dan Dapur Makanan.

Langkah berikutnya kita akan melakukan tes untuk data-data yang sudah kita masukkan ke dalam sistem ini, menggunakan aplikasi kasir Laris Pos.

Mencoba bertransaksi di aplikasi Laris Pos [12:48]

Oke, kita akan melakukan tes untuk data-data yang telah kita masukkan tadi, ke aplikasi Laris Pos menggunakan tablet. Kita akan coba login menggunakan ID kita.

Pada saat pertama kali login pada hari ini, sistem akan kita meminta untuk mengatur Start Work Date. Kebetulan video ini diambil pada hari Sabtu, tanggal 30 November 2019.

Starting Cash ini adalah jumah uang kas yang kita sediakan untuk di kasir. Misalnya kita menyediakan uang kembalian sebesar Rp. 100.000,-. Oke, kita lanjut tekan Yes.

Nah, sistem secara otomatis akan melakukan sinkronisasi ke data-data yang sudah kita masukan tadi. Data produknya sebanyak 21, Kategorinya 3 dan Dapurnya 2.

Nah ini kita bisa melihat ada data produk yang kita masukkan tadi.

Nah di kategori A La Carte ini saya sudah secara sengaja tidak memasukan gambar untuk 2 buah menu. Tujuannya untuk mengetahui kira-kira apa yang terjadi kalau kita tidak memasukkan gambar. Kita bisa melihat bahwa sistem secara otomatis membuatkan gambar dengan tulisan GG untuk Gado-Gado. Huruf GG diambil dari nama menunya yaitu Gado-Gado. Sedangkan untuk menu Pecel, sistem secara otomatis membuatkan gambar dengan nama Pec. Tujuan dari pembuatan gambar ini adalah agar kasir bisa lebih mudah dalam memilih menu mana yang hendak dipesan oleh pelanggan.

Untuk gambar-gambar yang digunakan dalam menu, kita sangat menyarankan untuk menggunakan gambar yang berbeda satu sama lain. Misalkan saja ada menu seperti Ayam Goreng dan Ayam Keremes yang gambarnya mirip, maka pada saat pengambilan foto kita bisa menggunakan sudut pandang yang berbeda. Contohnya foto Ayam Goreng bisa diambil dari bagian depan, sedangkan foto Ayam Keremes diambil dari bagian atas. Jadi nanti pada saat kasir melihat di aplikasi, gambar menunya berbeda-beda.

Sekarang kita coba untuk bertransaksi. Misalnya ada yang mau beli Nasi Ayam Bakar dan Nasi Ayam Goreng. Disini sudah masuk 2 menu, dengan grand total Rp. 50.000,-. Disini ada yang bisa klik ya, untuk memperlihatkan kalau misalnya ada pajak dan service tax. Tapi ini belum diset, jadi masih tidak ada.

Kemudian misalnya mau pesan minum Es Teh Tawar dan Es Teh Manis. Total belanjanya adalah Rp. 58.000,-. Kemudian kita melakukan pembayaran. Pembayaran secara default adalah cash. Misalnya membayar sebanyak Rp. 60.000,- dan ada kembalian Rp. 2.000,-. Oke, kita simpan. Sukses. Untuk receiptnya bisa dikirimkan ke email. Untuk melanjutkan bisa tekan close.

Dan kita coba lagi untuk transaksi berikutnya. Ada yang pesan Nasi Ayam Keremes 2, Nasi Ikan Goreng 1. Dan coba Pay. Nah disini misalnya, customernya mau membayar dengan Kartu Kredit Rp. 50.000,-. Dan sisanya menggunakan uang cash sebanyak Rp. 30.000,-. Disini ada kembalian Rp. 3.000,-. Dan untuk melanjutkan kita bisa tekan tombol Close.

Oke, kita coba lagi transaksi satu lagi yaitu Minuman. Misalnya ada yang membeli Es Kelapa Muda sebanyak 3 buah. Oke, Pay dengan menggunakan Cash Rp. 50.000,-.

Oh iya, tadi saya lupa menerangkan ya kalau disini kita bisa melihat tombol-tombol shortcut yang secara otomatis digenerate oleh sistem. Disebelah kiri keypad ada angka seperti Lima, Lima Puluh, Seratus, dan seterusnya. Angka-angka ini adalah angka-angka yang umum digunakan untuk pembayaran transaksi sebesar Rp. 45.000,-. Kegunaannya adalah untuk meringkas kasir pada waktu memasukan angka angka yang dibayar. Kalau menggunakan cara biasa, kasir mesti menekan tombol keypad angka Lima, kemudian Nol, Nol, Nol, Nol. Sedangkan dengan menggunakan shortcut, cukup menekan satu tombol Lima Puluh dan sistem secara otomatis memasukan angka Rp. 50.000,-.

Oke, tekan Save. Uang kembalian sebesar Rp. 5.000,-. Close.

Di bagian kiri atas aplikasi ada tombol menu yang bisa diklik. Kalau misalnya jam kerja kita pada hari ini sudah selesai, maka kita mengklik bagian menu dan pilih Stop Work Date. Kemudian sistem akan meminta kasir untuk menghitung jumlah uang kas pada laci uangnya.

Misalnya ya, untuk yang ini kita masukan Rp. 200.000,-. Oke, dan tekan tombol Stop. Nah sekarang toko sudah tutup dan kita anggapannya sudah tidak bisa masukan data lagi untuk di tanggal 30.

Nah yang ini laporan yang menariknya ya. Tadi waktu buka toko kita melaporkan jumlah uang kas kita awalnya Rp. 100.000,- sedangkan pada waktu tutup toko kita melaporkan jumlah uang kas kita Rp. 200.000,-. Sistem akan breakdown lagi, jumlah kas awal kita Rp. 100.000,- sedangkan jumlah uang kas yang masuk dari transaksi adalah Rp. 130.000,-. Kemudian jumlah total dari Starting Cash ditambah Cash Payment adalah Rp. 230.000,-. Sedangkan yang kita laporkan pada saat tutup toko adalah Rp. 200.000,-. Disini terjadi kekurangan sebesar Rp. 30.000,-.